Kamis, 27 Februari 2020

Kebaikan Akan Menyebar Hingga Pedalaman




Berinfak online membuatmu ragu? 

Siapa yang tahu, yayasan itu benar ada atau nggak. Apakah benar akan disalurkan ke mereka yang berhak menerima? Bagaimana kalau itu program kemanusiaan yang disebar hanya untuk mengumpulkan dana sekelompok orang saja? Kalau mau aman, infak saja di masjid, pondok pesantren atau panti asuhan terdekat, bisa langsung nyata di berikan. Demikian ungkapan beberapa kawan yang pernah saya dengar

Eitss... Tunggu dulu.

Tahan dulu semua asumsi itu. Sempatkan waktumu untuk membaca catatan sederhana ini, kawan!

Dulu, saya pernah bekerja di sebuah lembaga zakat. Alhamdulillah, dipertemukan dengan banyak orang yang peduli dengan usaha perbaikan umat. Tugas utama lembaga sosial seperti ini memang membuat program yang menyentuh langsung kebutuhan umat yang mendesak maupun yang bersifat jangka panjang. Dan itu tidak mudah, diperlukan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak. Saat program bisa terlaksana dengan sukses, masih harus dipikirkan kegiatan follow upnya, agar program kebaikan tersebut dapat berlangsung simultan dan berkesinambungan. Ribet kan? Pasti. Maka, jangan pernah meremehkan kerja-kerja kebaikan para relawan di lembaga filantropi. Pekerjaan mereka tidak sekedar mengumpulkan uang terus membagikan ke yang berhak. Tapi lebih dari itu, mereka akan terus bergerak memberikan andil pada penyelesaian permasalahan umat, sekecil apapun kontribusinya tapi sangat bermanfaat bagi masyarakat. 

Setelah mengundurkan diri dari pekerjaan karena fokus mengurusi rumah tangga, saya masih memperhatikan perkembangan filantropi di Indonesia yang luar biasa. Subhanallah, di tengah himpitan ekonomi nasional yang menyesakkan, masih banyak warga negeri ini yang tergerak untuk mendukung program-program kebaikan.

Suatu ketika, saya mendapatkan amanah untuk menyalurkan sejumlah uang untuk diinfakkan. Tak lama, saya langsung menyerahkan uang tersebut ke beberapa lembaga sosial di kota saya dan lembaga yang menangani bantuan umat Islam internasional di beberapa wilayah konflik. Lantas saya berpikir, bagaimana jika infak  tersebut juga bisa menyentuh ke saudara sesama muslim yang jauh berada di pedalaman Indonesia, yang akses untuk mendapatkan bantuan nyaris sedikit sekali. Alhamdulillah, dipertemukan dengan Lembaga Insan Bumi Mandiri di laman sosial media. Saya pun beberapa kali menyalurkan amanah infak ke lembaga filantropi yang bergerak untuk membangun pedalaman Indonesia timur ini.  

Berkantor pusat di kota Bandung, tapi fokus kegiatan di pedalaman Indonesia timur. Aneh kan? Saya juga awalnya seperti itu. Tapi, sepemahaman saya, mungkin lembaga ini memang fokus di pedalaman karena masih sedikitnya lembaga filantropi yang bergerak disana. Jadi, program kebaikan bisa menyebar hingga pelosok, tak hanya di pulau Jawa atau wilayah lain yang mudah dijangkau. Meski tak sekalipun berjumpa ataupun mengenal para pengurus dan relawan, saya percaya dengan Insan Bumi Mandiri. Infak yang tak seberapa tersebut telah sampai ke yang berhak dan dipergunakan secara amanah dan bertanggung jawab menyelesaikan program kebaikan yang sedang berlangsung. Setiap transfer infak, saya juga langsung mendapatkan notifikasi dan sambutan yang hangat. Secara berkala, ada pemberitahuan resmi tentang beberapa program yang menjadi target untuk segera diselesaikan. Sebagai donatur, saya merasa senang bisa memantau perkembangan berbagai program kebaikan Insan Bumi Mandiri. Kebaikan yang terus menerus, menyentuh berbagi lokasi pedalaman yang saya sendiri tidak  mengetahui lokasinya. Saya hanya bisa membayangkan, wajah-wajah yang tersenyum hangat kaum muslim setelah apa yang mereka butuhkan dapat terwujud atas ridha Allah lewat program yang dilaksanakan Insan Bumi Mandiri. Ya Allah, bahagianya membayangkan mereka bersujud syukur.

Berikut beberapa dokumentasi program kebaikan yang tengah diperjuangkan oleh Insan Bumi Mandiri.





Belum pernah mendengar lembaga Insan Bumi Mandiri? Mudah saja. Cukup mampir ke halaman mereka di https://insanbumimandiri.org. Ada banyak program kebaikan yang diemban, seperti pembangunan berbagai sarana ibadah masjid/musholla, bantuan biaya pendidikan, kesehatan, maupun program pemberdayaan masyarakat. Kita bisa menentukan sendiri, infak akan diberikan untuk membiayai program apa. Percayalah, berapapun infak yang diberikan, sekecil apapun itu sangat berarti untuk saudara-saudara kita di pedalaman. Berinfak dengan nominal harga semangkuk bakso atau makanan favorit kamu lainnya? Bisa. Bagaimana penyerahan infaknya? Mudah saja. Tinggal transfer ke rekening resmi Insan Bumi Mandiri di BCA, BSM, Bank Mandiri, BRI atau BNI. Kita juga bisa lho berinfak melalui GoPay atau OVO. Berinfak semudah kita belanja online. Bedanya, bukan barang yang akan kita peroleh, tapi pahala amal jariyah yang akan terus mengalir hingga hari pembalasan kelak.

Nah, semoga info ini bermanfaat ya kawan. Yuk, wujudkan perubahan itu sekarang. Bergabunglah dalam barisan para pejuang kebaikan, menjadi Sahabat Pedalaman yang akan mencetak Jejak Kebaikan di pelosok Indonesia.

Sebagai bentuk penghargaan atas kerja kebaikan para relawan Insan Bumi Mandiri, saya persembahkan video sederhana ini. 4 tahun bukan waktu sebentar untuk istiqomah membantu umat yang sedang dirundung berbagai permasalahan. Semoga tetap semangat dan terus menebar kebaikan di negeri ini.
Barakallahulakum...



Tulisan ini didekasikan untuk menyemarakkan lomba blog bertema ‘Refleksi 4 Tahun Insan Bumi Mandiri : Jejak Kebaikan di Pedalaman Indonesia’. 


Rabu, 18 Januari 2017

Sang Penggembala



Foto ini membawa kesan yang sangat kuat. Tergambar seorang pengembara unta yang berjalan sendirian di hadapan puluhan unta berukuran besar. Lihatlah, senjatanya hanya berupa sepotong kayu. Tapi, dia bisa mengendalikan kumpulan unta itu. Padahal, para binatang itu bisa saja menggilas si penggembala.

Lantas, apa hikmahnya?

Berlubang






Dua gambar ini memang hanya permainan fotografi. Jadi seru untuk dilihat. Pingin punya foto macam ini? Hanya perlu cermin besar yang masih bening atau punya keahlian edit poto. Seru ya. Cobalah!

Minggu, 30 Oktober 2016

Indramayu, Wisata dan Budaya Melaju


 



Teringat seorang kawan lama, teman satu kosan dulu, ketika saya masih kuliah di IPB. Namanya Danirih. Wajahnya cantik, bertutur lembut dengan penampilan sederhana. Awalnya, saya pikir dia orang Solo karena bicaranya seperti putri keraton, pelan dan sopan. Suatu saat, dia menerima telpon dari keluarganya. Kami sekosan tergelak mendengar percakapannya, logat khas Indramayu yang medok. Jadi penasaran, ingin tahu lebih lanjut tentang Indramayu, sebuah kota yang saya ingin singgah kesana. Menjalin kembali ikatan persaudaraan dengan kawan seperjuangan di kota yang penuh kehangatan dan semarak kebudayaan, Indramayu.

Jumat, 28 Oktober 2016

Jawa Tengah: Tepang, Gayeng tur Seneng




Saya tinggal di kota brem. Jawa Tengah hanya selemparan batu dari sini. Dekat di mata, tinggal menyeberang ke perbatasan, sudah sampai. Posisinya yang berada di pertengahan Pulau Jawa juga sangat memudahkan untuk dijangkau dari berbagai arah. Dekat pula di hati, banyak kenangan terpatri indah dalam kenangan. Di antara sekian kali kunjungan saya ke Jawa Tengah, ada satu momen yang paling berkesan.
Medio Agustus, delapan tahun silam. Ditinggal pergi suami selama beberapa hari untuk tugas di kota Semarang. Namanya juga pengantin baru, satu minggu terasa lama sekali. Apalagi saat itu tengah puasa Ramadhan. Makan sahur dan berbuka sendiri itu rasanya sesuatu banget. Berbekal tekad untuk menemani suami bertugas, saya putuskan untuk menyusul suami ke Semarang. Naik kereta Surabaya – Semarang, awal pernikahan kami tinggal di kota Pahlawan ini. Perjalanan lima jam, sampailah di stasiun Tawang. Kata orang, daerah ini sering terkena banjir. Tapi, pas saya datang, kondisnya bersih dan tertata rapi, nggak ada genangan air. Para abang becak pun menawarkan jasanya dengan sopan, tidak memaksa. Angkutan umum mudah sekali didapatkan di dalam kota.
Usai istirahat di penginapan, esoknya, saya dan suami memilih pergi mengunjungi Borobudur, mumpung hari Minggu, libur kerja. Setelah dua kali ganti bis, sampai juga kami di candi kebanggaan warga Jawa Tengah ini. Dengan semangat 45, kami berusaha mendaki candi berketinggian 42 meter ini. Dengan separuh napas yang tersisa, kami bisa sampai puncak. Dan, banyak orang, termasuk para turis yang memperhatikan kami. Bagaimana tidak? Saat itu saya tengah hamil tujuh belan. Dengan perut besar, nekad menaiki ribuan anak tangga. Perjalanan turun pun harus ekstra hati - hati. Ah, mungkin waktu itu saya sedang ngidam ke puncak candi terbesar di Magelang ini.
Nah, wisatawan yang ingin berlibur sembari belajar tentang kebesaran jaman dahulu, Jawa Tengah pilihannya. Ada beragam situs sejarah berupa candi yang tersebar disini. Terserah, kita pilih yang mana. Semua menarik untuk dikunjungi dan dipelajari.
Di Jawa Tengah sendiri, bukan hanya candi Borobudur yang menjadi tujuan wisata. Secara keseluruhan, candi-candi di Jawa Tengah dibagi menjadi dua kawasan, selatan dan utara. Candi-candi Jawa Tengah bagian selatan yang menggambarkan susunan masyarakat yang feodalistik dengan raja sebagai pusat dunia. Candi-candi yang ukurannya lebih kecil mengitari candi utama yang lebih besar. Selain Borobudur, yang termasuk candi bagian selatan ialah Candi Roro Jonggrang (Prambanan), sebuah komplek candi yang didirikan di kaki Gunung Merapi. Di tapal batas Yogyakarta-Surakarta, sebelah utara candi Prambanan ada Komplek Candi Sewu dan Candi Lumbung, sedangkan sebelah selatannya ada Candi Sajiwan.  Berjarak 2 km arah selatan dari Candi Borobudur, ada Candi Mendut yang mengapit Candi Pawon. Ada lagi Komplek Candi Plaosan yang berlokasi di Desa Plaosan, Klaten. Di lereng Gunung Lawu, Karanganyar, terdapat Candi Sukuh. Selain itu ada Candi Kalasan dan Candi Sari yang disebut juga dengan Candi Bendah.
Sedangkan corak candi Jawa Tengah bagian utara mengambarkan susunan masyarakat demokratis. Kedemokratisan ini terlihat dari tak ada candi yang mencolok melebihi candi lainnya. Misalnya, Komplek Candi Dieng yang berdiri di dataran tingggi Dieng, Wonosobo. Selain itu, ada Kompleks Candi Gedong Songo yang terletak di lereng Gunung Ungaran, Ambarawa. Ada pula Candi Canggal yang ditemukan di daerah Sleman.
 Selain candi, ada tujuan wisata edukasi lain yang terdapat di Jawa Tengah. Lokasi ini sangat cocok dijadikan bagian dalam study tour para pelajar dari berbagai daerah. Warga masyarakat pun juga bisa mengenal sejarah lebih baik. Ada tiga museum yang menerima kunjungan wisatawan, yakni Museum Kereta Api Kota Ambarawa, Museum R.A. Kartini Kabupaten Jepara, Museum Purbakala Sangiran Kabupaten Sragen dan Museum Ronggowarsito. Untuk lebih menumbuhkan semangat nasionalisme, kita bisa mampir ke Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman dan monumen Diponegoro. 
 Benteng Vander Wijck yang menjadi peninggalan historis penjajahan Belanda menyediakan aneka permainan anak seperti kereta mini, perahu kayuh, kolam renang, kereta atas benteng (kereta mini yang relnya ada di atap benteng, jadi kereta berjalan memutari atap benteng), dan masih banyak lagi. Bentuk atapnya yang unik, segitiga bertingkat-tingkat, dengan pemandangan sekeliling yang indah, tentu menyenangkan melakukan foto-foto di tempat ini. Oh, ya, Benteng Vander Wijck juga pernah jadi lokasi syuting film The Raid, lho! Keren kan! 
Jangan lewatkan bangunan unik bernama Lawang Sewu. Dulu, bangunan ini dimanfaatkan sebagai kantor pusat perusahaan kereta api Belanda atau trem. Bangunan yang sudah berdiri sejak 1904 ini memiliki lebih dari 1.200 daun pintu dan 429 buah lubang pintu, karenanya disebut Lawang Sewu atau seribu pintu. 
Jika Jakarta memiliki Kota Tua, maka Semarang punya Kota Lama yang dapat menjadi tujuan kita apabila ingin jalan-jalan di Jawa Tengah, khususnya kota Semarang. Memasuki Kota Lama, akan mengingatkan kita tentang bangunan-bangunan Belanda zaman dulu, tinggi, besar, kokoh, dan dominan bercat putih.
Ingin belajar membatik? Atau mengenal lebih jauh tentang sejarah batik yang menjadi bagian budaya Jawa? Datanglah ke Kampung Batik Laweyan Solo atau Kampung Batik Kauman. Beragam jenis batik khas Jawa ada disini, dari yang murah sampai yang mahal. Batik telah menjadi identitas nasional bangsa kita, maka sudah seharusnyalah kita melestarikan budaya sendiri. Bangga berpakaian batik? Tunjukkan.
Bermain di bawah derasnya air terjun? Jawa Tengah memberikan kita lokasi air terjun yang mudah dijangkau. Ada Curug Cipendok, Tawangmangu, Air Terjun Jumog, Air Terjun Kali Pancur, dan Air Terjun Montel. Semua punya keistimewaan sendiri. Yang jelas, saat ke sana, kita perlu baju ganti, bekal yang cukup dan stamina tubuh yang oke. Kebanyakan air terjun tidak berada di pinggir jalan raya, jadi kita harus berjalan untuk sampai di lokasi. Kita juga bisa bermain air sepuasnya di Pemandian Air Panas Krakal dan Pemandian Tirta Husada Kali Bacin. Tidak ingin kebasahan, kita bisa menikmati suasana waduk Kedung Ombo Grobogan atau di Telaga Pucung. Jangan salah sebut pocong ya. Yang suka tantangan air, bisa mengikuti Rafting Sungai Progo Atas. Dengan aliran air yang deras dan bertingkat, Sungai Progo menjadi lokasi yang seru untuk rafting. Senang outbound? Batur Agung siap menguji adrenalin anda. Wahana yang bisa dinikmati tatkala berkunjung ke Batur Agung yaitu arung jeram, kebun buah, ATV, situs purbakala, flying fox, water park, kereta mini sampai dengan outbond anak-anak. Tak perlu jauh – jauh untuk menikmati pemandangan pantai yang menawan. Jawa Tengah memiliki tiga pantai yang eksotis, yakni Pantai Petanahan, Teluk Penyu, Pantai Suwuk
Berkunjung ke Jawa Tengah, kurang lengkap jika kita tidak singgah ke Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Kota Solo. Disini, wisatawan yang menggemari benda-benda sejarah, dapat mengamati fragmen dari candi-candi di Jawa Tengah serta benda peninggalan keraton yang disimpan di museumnya. Agak berbeda bila dibandingkan obyek wisata lainnya, ada beragam peraturan yang wajib dipatuhi oleh setiap pengunjung yang datang. Antara lain setiap pengunjung wajib memakai pakaian yang sopan. Jika kedapatan memakai pakaian pendek, para pengawal istana akan memberikan kain batik / jarik untuk menutupi badan.
Ingin menikmati suasana pegunungan yang berhawa sejuk? Dengan topografi yang beragam, mudah untuk menemukan dataran tinggi di Jawa Tengah. Salah satunya, Dataran Tinggi Dieng di Wonosobo. Sejumlah landmark bisa dengan nyaman dinikmati dari wisata Dieng ini, antara lain adalah Telaga Warna Dieng, Bukit Sikunier Dieng, dan Sumur Jalatunda serta masih ada candi-candi Hindu lainnya. Sedangkan di Banyumas ada lokasi wisata Baturaden. Dari area Baturaden, wisatawan bisa melihat kota Purwokerto dan pantai-pantai luar biasa yang terletak di Cilacap. Pancuran Pitu merupakan salah satu tempat yang menjadi favorit bagi para wisatawan oleh karena pemandian air panasnya yang mantap. Berlokasi di lereng Gunung Slamet, tepatnya arah selatan, ada lagi yang namanya Wana Wisata Baturaden. Selain itu pun ada kebun binatang yang bernama Taman Kaloka Widya yang juga mempunyai museum kerangka satwa Indonesia. Baturaden memiliki satu tempat lagi yang perlu diketahui dan dikunjungi oleh para wisatawan, yaitu Teater Alam di mana ada pertunjukkan film film tentang potensi wisata Banyumas yang disuguhkan dalam pesawat terbang milik Garuda Indonesia bertipe Foxer 28. Seru kan!
Ibu saya bersemangat sekali saat diajak ziarah wali di Jawa Tengah. Memang, disini kita bisa memilih beberapa lokasi wisata religi. Yang terkenal dan termegah, masjid Masjid Agung Jawa Tengah di Semarang. Selain itu, ada Masjid Besar Kauman, Masjid Agung Demak, Masjid Menara Kudus, Masjid Nur Sulaiman dan Masjid Saka Tunggal,  yang memiliki keunikan tersendiri. Dalam satu paket ziarah wali di Jawa Tengah, biasanya pihak panitia akan mengajak jamaah singgah ke makam mantan Presiden RI, Bapak Soeharto, yang terkenal dengan sebutan Astana Giri Bangun. Kompleks makam ini terletak di lereng Gunung Lawu pada ketinggian 660 meter di atas permukaan laut
Bagi umat agama lain juga bisa berwisata ruhani ke Jawa Tengah. Ada Kelenteng Sam Poo Kong yang terkenal karena sejarah dan kemegahan gedungnya. Gua Maria Kaliori merupakan tempat ziarah bagi umat katolik terlengkap di Indonesia yang dibangun di atas bukit kecil yang sebelumnya tandus. Dan juga Pagoda Avalokitesvara. Semua agama bisa hidup rukun dan damai di Jawa Tengah dengan saling menjunjung nilai toleransi dan saling menghormati.
Dulu, semasa masih duduk di bangku SMA, saya mengikuti ekstra kurikuler Pecinta Alam, kelompok remaja yang suka menjelajahi hutan dan mendaki gunung. Jawa Tengah akan memberikan tantangan bagi yang suka berpetualang di alam. Ada puncak Gunung Slamet, Merbabu, Sumbing, Lawu, Prau, Sindoro dan Merapi, yang selalu menunggu untuk ditaklukkan. Yang hanya ingin melihat puncak gunung – gunung tersebut, bisa datang ke Ketep Pass. Disini ada Pelataran Panca Arga, Teropong, Museum Vulkanologi, Gardu Pandang, serta Bioskop Mini. Sarana yang tersedia bisa digunakan untuk mengagumi keindahan alam sekitar. Yang hobi berenang, memancing, snorkeling dan menyelam,atau olahraga air lainnya  dapat berkunjung ke Taman Nasional Karimunjawa.
Masih bingung mau menentukan tujuan wisata di Jawa Tengah? Berikut saya sajikan berbagai destinasi wisata di Jawa Tengah berdasarkan lokasinya. Kita bisa lebih mudah membuat jadwal kunjungan wisata untuk setiap kota yang akan disinggahi.

Banyumas
Wana Wisata Baturaden, Taman Kaloka Widya, Teater Alam, Masjid Nur Sulaiman, Masjid Saka Tunggal,
Solo
Kampung Batik Laweyan, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Pasar Malam Ngarsopuro,
Semarang
Lawang Sewu, Komplek Tugu Muda, Kota Lama, Gereja Blenduk, Polder Air Tawang, Stasiun Tawang, Prau Layar atau Praoe Lajar, Jalan Pahlawan, Masjid Agung Jawa Tengah, Museum Ronggowarsito, Air Terjun Kali Pancur, Kelenteng Sam Poo Kong, Masjid Besar Kauman, Pagoda Avalokitesvara, Museum Mandala Bakti, Museum Jamu Jago dan Muri, Museum Diponegoro, Museum Gula, Taman Kelinci Tuntang, Langen Tirto Muncul, Puri Maerokoco / Taman Mini Jawa Tengah
Ambarawa
Museum Kereta Api Kota Ambarawa
Sragen
Museum Purbakala Sangiran
Wonosobo
Dataran Tinggi Dieng, Telaga Warna Dieng, Bukit Sikunier Dieng, dan Sumur Jalatunda
Grobogan
Kedung Ombo
Jepara
Museum R.A. Kartini, Taman Nasional Karimunjawa
Kebumen
Goa Jatijajar, Pantai Petanahan, Pemandian Air Panas Krakal, Pantai Suwuk
Magelang
Ketep Pass, Rafting Sungai Progo Atas, arung jeram Sungai Progo Hulu, dan arung jeram Sungai Progo Bawah
Kudus
Air Terjun Montel, makan Sunan Muria, Masjid Menara Kudus, Museum Kretek
Cilacap
Teluk Penyu
Gombong
Benteng Vander Wijck
Purwokerto
Gunung Slamet, Gua Maria Kaliori, Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman
Banyumas
Batur Agung, Pemandian Tirta Husada Kali Bacin, Telaga Pucung, Curug Cipendok
Karanganyar
Tawangmangu / Grojogan Sewu, Air Terjun Jumog, Astana Giri Bangun
Kauman
Kampung Batik Kauman
Demak
Masjid Agung Demak
Purworejo
Museum Tosan Aji

Saat malam hari, denyut nadi kehidupan Jawa Tengah tidak lantas terhenti. Ada banyak destinasi wisata yang tetap bisa dinikmati saat malam hari. Misalnya, Jalan Pahlawan Kota Semarang serta Pasar Malam Ngarsopuro Kota Solo. Disini, jalan tampak ramai dengan pengunjung yang sekedar ingin menimati suasana malam hari ditemani panganan dan jajanan khasnya, terutama Sabtu dan Minggu malam, tempat nongkrong yang asyik buat kawula muda.
Saat berada di ibukota Jawa Tengah, menu masakan khas yang paling sempat saya nikmati ya gudeg dan lumpia Semarang. Kurang nafsu makan, jadinya nggak sempat wisata kuliner. Padahal, ada banyak sekali makanan khas Jawa Tengah yang bisa dirasakan. Semoga, kali lain bisa memuaskan lapar dan dahaga dengan menu khas Jawa Tengah lainnya. Sebagai referensi, berikut saya cantumkan makanan khas Jawa Tengah berdasarkan wilayahnya. Siapa tahu, suatu saat ada pembaca yang berkunjung ke salah satu kota berikut.
Banjarnegara
Dawet ayu, dan Buntil
Blora
Sega Pecel, Sate Ayam Blora, Sate Jagal, Sate Kambing, Soto Ayam Blora, Tahu Campur, Lonthong Tahu, Oseng oseng Ungker, Oseng Tahu dan Tempe, Egg Roll Waloh, dan Grontol Jagung
Boyolali
Marning (Jagung Goreng), Paru Goreng, Brem cap suling gading, dan Krupuk Rambak
Brebes
Telor Asin, Sate Kambing Tanjung dan bawang merah
Cilacap
Ikan Bandeng, Kerupuk Tengiri, Sale pisang, dan Ikan asin
Demak
Nasi Garang Asem, Sambel Blimbing Wuluh, dan Kwaci Demak
Jepara
Rondho Royal (Tape goreng), Pindang Serani, Soto Jepara, Soto Bumbu, Sop Udang, Sup Pangsit Jepara, Bongko Mento, Singit, Semur Jepara, Sayur Asem Jepara, Kelan Antep, Gule Petih Jepara, Laksa Jepara, Sayur Keluak Ayam, Kagape kambing, Bakso Ikan Ekor Kuning, Siomay Tongkol, Tongseng Cumi, Rempah Jepara, Horok-Horok, Hoyok-Hoyok, Sate Kikil,Kuluban, Pecel Ikan Laut Panggang, Tempong, Kopi Dapur Kuat, Kopi Tempur, Adon-Adon Coro, Es Gempol* Es Dawet, Dawet Ayu Rumput Laut, Turuk Bintol, Tawur (makanan), Kicak, Lapis Pati Bodin Jepara, Kacang Jepara, Kacang Oven, Carang Madu, Durian Petruk , dan Jeruk Jepara
Kebumen
Nasi Penggel, Sate Ambal, lanting, Jipang Kacang, Soto Kasaran, dan Soto Petanahan
Kendal
Bandeng Tanpa Duri (Tandu), Krupuk Petis, Krupuk Rambak,Momoh,Brongkos
Klaten
Ayam Goreng kalasan, Bebek Goreng, dan emping mlinjo
Kudus
Soto Ayam Kudus, Sate Kerbau, Lentog, Dodol, dan Jenang Kudus
Pati
Soto Kemiri, Nasi Gandul, dan Sate ayam
Pekalongan
Nasi Gandul, Soto Tauco (tauto), dan Nasi Megono
Pemalang
Nasi Grombyang, Lontong Dekem, dan Sate Loso
Purbalingga
Rujak Kangkung, Tahu Gecot, Soto Kriyik, dan Es Duren
Purwodadi
swikee, Nasi Becek, Botok Yuyu, dan Nasi Jagung
Purwokerto
Tempe Mendoan, gethuk goreng, soto sokaraja dan nopia
Purworejo
Kue lompong, Clorot, Gebleg, Kue Satu, dan Dawet Hitam
Rembang
Bandeng Duri Lunak (di Juwana), Sirup Kawis-ta
Salatiga
Bakso Urat Salatiga, Bakso Babat, Kripik Paru, dan Ting-ting Gepuk
Semarang
Lunpia/lumpia, Soto Ayam Semarang , Sate Sapi, Bandeng Presto, Nasi Goreng Babat, Ayam Goreng Kraton Tulang Lunak, Kue-kue Pia, Sate Kambing Bumbu Kecap, Martabak Malabar, Kue Bandung, Tahu Petis, Tahu Gimbal, dan Wingko babat
Solo
Gudeg, Sate Kambing, Thengkleng, srabi solo, Nasi Liwet, Timlo Solo, Racikan Salat, Krupuk Karak ataugendar, Bakso Popular, Tahu Acar, dan Sayur Tumpang
Sragen
Nasi Garang Asem, Sate Sragen, dan Brambang Asem
Sukoharjo
Welut Goreng
Tegal
Teh Poci, Sate Tegal, Sate Bebek Majir, Pilus, Krupuk Antor, Nasi Bogana atau Nasi Megono, dan Sauto yaitu soto ayam/babat Khas Tegal dengan bumbu tauco
Ungaran
Tahu Bakso, Sate Kempleng, dan Krupuk Bakar
Wonogiri
Gaplek, Tiwul, dan Cabuk
Wonosobo
Mie Ongklok, Sagon, Gethuk, Opak Singkong, Kacang Dieng, Tempe Kemul, Geblek, Wedang Ronde, Manisan Carica, Keripik Jamur, dan Dendeng Gepuk
Betul kan! Ada puluhan kuliner khas Jawa Tengah. Jika berkunjung ke provinsi ini, kita tak perlu takut kelaparan. Ada beragam pilihan menu khas daerah yang bisa dinikmati, hanya di Jawa Tengah.
Tak lengkap rasanya kunjungan ke Jawa Tengah tanpa mengenal adat budaya daerahnya. Saya sendiri senang menikmati pertunjukan tari Jawa, gerakan lemah gemulai tapi berenergi. Tak heran jika wisatawan mancanegara banyak yang jatuh hati dengan budaya Jawa. Masyarakat Jawa Tengah mempunyai beberapa tari daerah yang terkenal seperti Tari Bedhaya Ketawang, Tari Gambyong, Tari Bondan Payung, Tari Serimpi, Tari Beksan Wireng, Tari Ebeg atau Kuda Lumping, Kethek Ogleng, Sintren, Tari Jlantur, Tari Prawiroguno, Tari Bambangan Cakil, Tari Enggat Enggot, Tari Kendalen dan Tari Angsa. Seiring perkembangan zaman, tari – tarian berkembang pesat di Jawa Tengah. Jawa Tengah juga memiliki tempat pertunjukan tari yang sangat terkenal dan selalu menjadi pusat perhatian wisatawan, yakni Sendratari Ramayana yang berlokasi di area candi prambanan.
Selain seni tari, kita juga perlu mengetahui beberapa adat istiadat warga Jawa Tengah, agar semakin melengkapi pengetahuan dan menambah kecintaan akan keindahan budaya Jawa Tengah.  Rumah adat Jawa Tengah dinamakan Padepokan. Pakaian adat untuk pria Jawa Tengah adalah penutup kepala yang disebut kuluk, berbaju jas sikepan, korset dan keris yang terselip di pinggang. Ia juga memakai kain batik dengan pola dan corak yang sama dengan wanitanya. Sedangkan wanitanya memakai kebaya panjang dengan kain batik. Perhiasannya berupa subang, kalung, gelang, dan cincin. Sanggulnya disebut bokor mengkureb yang diisi dengan daun pandan wangi. Keris adalah senjata tradisional di daerah Jawa Tengah yang mendapat tempat penting dalam kehidupan masyarakatnya. Keris dapat menunjukkan kedudukan seorang dalam masyarakat. Senjata lainnya adalah pedang, tombak, dan perisai. : Suku dan marga yang terdapat didaerah Jawa Tengah adalah Jawa, Samin, Karimun, Kangean, dan lain-lain. Lagu asli daerahnya ialah Suwe ora Jamu, Gek Kepriye, Lir-ilir, Gundul Pacul, Gambang Suling, dan lain lain. Setiap lagu berisi kisah dan nasihat yang memiliki pelajaran dan makna yang dalam.
 Terakhir, sepertinya kita juga perlu mengetahui siapa yang dipercaya warga masyarakat untuk memegang kepemimpinan Jawa Tengah sekarang. Agar tak salah dengan pimpinan daerah lain. Untuk masa jabatan 2013 hingga 2018, Gubernur Jawa Tengah dipegang oleh Bapak Ganjar Pranowo. Di pundak beliau, seluruh harapan masyarakat dipercayakan. Kita doakan bersama, agar beliau beserta seluruh jajaran pegawai dan staf pemerintahannya diberikan sifat amanah, kuat, berintegritas tinggi, dan tetap sehat menyelesaikan tugas – tugasnya.
Nah, sudah panjang lebar artikel ini mengajak kita semakin mengenal Jawa Tengah. Provinsi yang mudah dijangkau dari berbagai arah dengan semua moda transportasi. Apalah artinya sering pergi rekreasi ke luar negeri, padahal di dekat kita ada begitu banyak pesona wisata yang mungkin belum semua kita sentuh. Seperti judul artikel ini: Jawa Tengah, Tepang, Gayeng tur Seneng. Dengan lebih mengenal Jawa Tengah (tepang), kita dapat menikmati semua sajian yang tersedia dengan senang hati (gayeng), baik itu lokasi wisata, kuliner hingga adat budaya masyarakatnya. Berkunjung ke Jawa Tengah akan memberikan kebahagiaan tersendiri buat kita (seneng). Kapan anda ke Jawa Tengah?
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Visit Jawa Tengah 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah @VisitJawaTengah (www.twitter.com/visitjawatengah)