Teringat seorang kawan lama,
teman satu kosan dulu, ketika saya masih kuliah di IPB. Namanya Danirih.
Wajahnya cantik, bertutur lembut dengan penampilan sederhana. Awalnya, saya
pikir dia orang Solo karena bicaranya seperti putri keraton, pelan dan sopan.
Suatu saat, dia menerima telpon dari keluarganya. Kami sekosan tergelak
mendengar percakapannya, logat khas Indramayu yang medok. Jadi penasaran, ingin
tahu lebih lanjut tentang Indramayu, sebuah kota yang saya ingin singgah
kesana. Menjalin kembali ikatan persaudaraan dengan kawan seperjuangan di kota
yang penuh kehangatan dan semarak kebudayaan, Indramayu.
Minggu, 30 Oktober 2016
Jumat, 28 Oktober 2016
Jawa Tengah: Tepang, Gayeng tur Seneng
Saya tinggal di kota brem. Jawa Tengah hanya selemparan batu dari sini.
Dekat di mata, tinggal menyeberang ke perbatasan, sudah sampai. Posisinya yang
berada di pertengahan Pulau Jawa juga sangat memudahkan untuk dijangkau dari
berbagai arah. Dekat pula di hati, banyak kenangan terpatri indah dalam
kenangan. Di antara sekian kali kunjungan saya ke Jawa Tengah, ada satu momen
yang paling berkesan.
Medio Agustus, delapan tahun silam. Ditinggal pergi suami selama beberapa
hari untuk tugas di kota Semarang. Namanya juga pengantin baru, satu minggu
terasa lama sekali. Apalagi saat itu tengah puasa Ramadhan. Makan sahur dan
berbuka sendiri itu rasanya sesuatu banget. Berbekal tekad untuk menemani suami
bertugas, saya putuskan untuk menyusul suami ke Semarang. Naik kereta Surabaya –
Semarang, awal pernikahan kami tinggal di kota Pahlawan ini. Perjalanan lima
jam, sampailah di stasiun Tawang. Kata orang, daerah ini sering terkena banjir.
Tapi, pas saya datang, kondisnya bersih dan tertata rapi, nggak ada genangan
air. Para abang becak pun menawarkan jasanya dengan sopan, tidak memaksa.
Angkutan umum mudah sekali didapatkan di dalam kota.
Usai istirahat di penginapan, esoknya, saya dan suami memilih pergi
mengunjungi Borobudur, mumpung hari Minggu, libur kerja. Setelah dua kali ganti
bis, sampai juga kami di candi kebanggaan warga Jawa Tengah ini. Dengan
semangat 45, kami berusaha mendaki candi berketinggian 42 meter ini. Dengan
separuh napas yang tersisa, kami bisa sampai puncak. Dan, banyak orang,
termasuk para turis yang memperhatikan kami. Bagaimana tidak? Saat itu saya
tengah hamil tujuh belan. Dengan perut besar, nekad menaiki ribuan anak tangga. Perjalanan turun pun harus ekstra hati - hati. Ah, mungkin waktu itu saya sedang ngidam ke puncak candi terbesar di Magelang
ini.
Nah, wisatawan yang ingin berlibur sembari belajar tentang kebesaran jaman
dahulu, Jawa Tengah pilihannya. Ada beragam situs sejarah berupa candi yang
tersebar disini. Terserah, kita pilih yang mana. Semua menarik untuk dikunjungi
dan dipelajari.
Di Jawa Tengah sendiri, bukan hanya candi Borobudur yang menjadi tujuan
wisata. Secara keseluruhan, candi-candi di Jawa Tengah dibagi menjadi dua kawasan, selatan dan utara. Candi-candi Jawa Tengah
bagian selatan yang menggambarkan susunan
masyarakat yang feodalistik dengan raja sebagai pusat dunia. Candi-candi yang
ukurannya lebih kecil mengitari candi utama yang lebih besar. Selain Borobudur,
yang termasuk candi bagian selatan ialah Candi Roro Jonggrang (Prambanan),
sebuah komplek candi yang didirikan di kaki Gunung Merapi. Di tapal batas
Yogyakarta-Surakarta, sebelah utara candi Prambanan ada Komplek Candi Sewu dan Candi Lumbung, sedangkan sebelah selatannya ada Candi
Sajiwan. Berjarak 2 km arah
selatan dari Candi Borobudur, ada Candi Mendut yang mengapit Candi Pawon. Ada lagi Komplek Candi Plaosan yang berlokasi di Desa
Plaosan, Klaten. Di lereng Gunung Lawu,
Karanganyar, terdapat Candi Sukuh. Selain itu ada Candi Kalasan dan Candi Sari yang disebut juga dengan Candi Bendah.
Sedangkan corak candi Jawa Tengah bagian utara mengambarkan susunan masyarakat
demokratis. Kedemokratisan ini terlihat dari tak ada candi yang mencolok
melebihi candi lainnya. Misalnya, Komplek Candi Dieng yang berdiri di dataran tingggi Dieng, Wonosobo. Selain itu, ada Kompleks Candi Gedong Songo yang terletak di lereng Gunung Ungaran, Ambarawa. Ada pula Candi Canggal yang ditemukan di daerah
Sleman.
Selain candi, ada tujuan wisata edukasi lain yang terdapat di Jawa Tengah.
Lokasi ini sangat cocok dijadikan bagian dalam study tour para pelajar dari
berbagai daerah. Warga masyarakat pun juga bisa mengenal sejarah lebih baik. Ada
tiga museum yang menerima kunjungan wisatawan, yakni Museum Kereta Api Kota
Ambarawa, Museum R.A. Kartini
Kabupaten Jepara, Museum Purbakala
Sangiran Kabupaten Sragen dan Museum Ronggowarsito. Untuk lebih menumbuhkan semangat nasionalisme,
kita bisa mampir ke Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman dan monumen Diponegoro.
Benteng Vander Wijck yang menjadi peninggalan historis penjajahan Belanda menyediakan aneka permainan anak seperti kereta mini, perahu
kayuh, kolam renang, kereta atas benteng (kereta mini yang relnya ada di atap
benteng, jadi kereta berjalan memutari atap benteng), dan masih banyak lagi. Bentuk atapnya yang unik, segitiga bertingkat-tingkat, dengan pemandangan
sekeliling yang indah, tentu menyenangkan melakukan foto-foto di tempat ini.
Oh, ya, Benteng Vander Wijck juga pernah jadi lokasi syuting film The Raid,
lho! Keren kan!
Jangan lewatkan bangunan unik bernama Lawang Sewu. Dulu, bangunan ini dimanfaatkan sebagai kantor pusat perusahaan kereta api
Belanda atau trem. Bangunan yang sudah
berdiri sejak 1904 ini memiliki lebih dari 1.200 daun pintu dan 429 buah lubang pintu, karenanya disebut Lawang Sewu atau seribu
pintu.
Jika Jakarta memiliki Kota Tua, maka Semarang punya
Kota Lama yang dapat menjadi tujuan kita apabila ingin jalan-jalan di Jawa Tengah, khususnya kota Semarang. Memasuki Kota Lama, akan
mengingatkan kita tentang bangunan-bangunan Belanda zaman dulu, tinggi, besar, kokoh, dan dominan bercat putih.
Ingin belajar membatik? Atau mengenal lebih jauh tentang sejarah batik yang
menjadi bagian budaya Jawa? Datanglah ke Kampung Batik Laweyan
Solo atau Kampung Batik Kauman. Beragam jenis batik khas Jawa ada disini, dari
yang murah sampai yang mahal. Batik telah menjadi identitas nasional bangsa
kita, maka sudah seharusnyalah kita melestarikan budaya sendiri. Bangga
berpakaian batik? Tunjukkan.
Bermain di bawah derasnya air terjun? Jawa Tengah memberikan kita lokasi
air terjun yang mudah dijangkau. Ada Curug Cipendok, Tawangmangu, Air Terjun Jumog, Air Terjun Kali
Pancur, dan Air Terjun Montel. Semua punya keistimewaan sendiri. Yang jelas,
saat ke sana, kita perlu baju ganti, bekal yang cukup dan stamina tubuh yang
oke. Kebanyakan air terjun tidak berada di pinggir jalan raya, jadi kita harus
berjalan untuk sampai di lokasi. Kita juga bisa bermain air sepuasnya di Pemandian Air Panas
Krakal dan Pemandian Tirta Husada
Kali Bacin. Tidak ingin kebasahan, kita bisa menikmati
suasana waduk Kedung Ombo Grobogan atau di Telaga Pucung. Jangan salah sebut pocong ya. Yang suka tantangan air, bisa mengikuti Rafting Sungai Progo
Atas. Dengan aliran air yang deras dan bertingkat,
Sungai Progo menjadi lokasi yang seru untuk rafting. Senang outbound? Batur
Agung siap menguji adrenalin anda. Wahana yang bisa
dinikmati tatkala berkunjung ke Batur Agung yaitu arung jeram, kebun buah, ATV,
situs purbakala, flying fox, water park, kereta mini sampai dengan outbond
anak-anak. Tak perlu jauh – jauh untuk menikmati
pemandangan pantai yang menawan. Jawa Tengah memiliki tiga pantai yang eksotis,
yakni Pantai Petanahan, Teluk Penyu, Pantai Suwuk.
Berkunjung ke Jawa Tengah, kurang lengkap jika
kita tidak singgah ke Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Kota Solo. Disini, wisatawan yang menggemari benda-benda sejarah, dapat mengamati fragmen dari candi-candi di Jawa Tengah serta benda peninggalan keraton
yang disimpan di museumnya. Agak berbeda bila dibandingkan obyek wisata
lainnya, ada beragam peraturan yang wajib dipatuhi oleh setiap pengunjung yang
datang. Antara lain setiap pengunjung wajib memakai pakaian yang
sopan. Jika kedapatan memakai pakaian pendek, para
pengawal istana akan memberikan kain batik / jarik untuk menutupi badan.
Ingin menikmati suasana pegunungan yang berhawa
sejuk? Dengan topografi yang beragam, mudah untuk menemukan dataran tinggi di
Jawa Tengah. Salah satunya, Dataran Tinggi Dieng di Wonosobo. Sejumlah landmark bisa
dengan nyaman dinikmati dari wisata Dieng ini, antara lain adalah Telaga Warna
Dieng, Bukit Sikunier Dieng, dan Sumur Jalatunda serta masih ada candi-candi
Hindu lainnya. Sedangkan di Banyumas ada lokasi wisata Baturaden. Dari area Baturaden, wisatawan bisa melihat
kota Purwokerto dan pantai-pantai luar biasa yang terletak di Cilacap. Pancuran Pitu merupakan salah satu tempat yang menjadi favorit bagi para
wisatawan oleh karena pemandian air panasnya yang mantap. Berlokasi di
lereng Gunung Slamet, tepatnya arah selatan, ada lagi yang namanya Wana Wisata
Baturaden. Selain itu pun ada kebun
binatang yang bernama Taman Kaloka Widya yang juga mempunyai museum kerangka
satwa Indonesia. Baturaden memiliki satu
tempat lagi yang perlu diketahui dan dikunjungi oleh para wisatawan, yaitu
Teater Alam di mana ada pertunjukkan film film tentang potensi wisata Banyumas yang disuguhkan dalam pesawat terbang milik
Garuda Indonesia bertipe Foxer 28. Seru kan!
Ibu saya bersemangat sekali saat diajak ziarah wali di Jawa Tengah. Memang,
disini kita bisa memilih beberapa lokasi wisata religi. Yang terkenal dan
termegah, masjid Masjid Agung Jawa Tengah di Semarang. Selain itu, ada Masjid Besar Kauman, Masjid Agung Demak, Masjid Menara Kudus, Masjid Nur Sulaiman dan Masjid Saka Tunggal, yang
memiliki keunikan tersendiri. Dalam satu paket ziarah wali di Jawa Tengah,
biasanya pihak panitia akan mengajak jamaah singgah ke makam mantan Presiden
RI, Bapak Soeharto, yang terkenal dengan sebutan Astana Giri Bangun. Kompleks
makam ini terletak di lereng Gunung Lawu pada ketinggian 660 meter di atas
permukaan laut
Bagi umat agama lain juga bisa berwisata ruhani ke Jawa Tengah. Ada Kelenteng Sam Poo Kong yang terkenal karena sejarah dan kemegahan
gedungnya. Gua Maria Kaliori merupakan tempat ziarah bagi umat katolik terlengkap di
Indonesia yang dibangun di atas bukit kecil yang sebelumnya tandus. Dan juga Pagoda Avalokitesvara. Semua agama bisa hidup rukun dan damai di Jawa
Tengah dengan saling menjunjung nilai toleransi dan saling menghormati.
Dulu, semasa masih duduk di bangku SMA, saya
mengikuti ekstra kurikuler Pecinta Alam, kelompok remaja yang suka menjelajahi
hutan dan mendaki gunung. Jawa Tengah akan memberikan tantangan bagi yang suka
berpetualang di alam. Ada puncak Gunung Slamet, Merbabu,
Sumbing, Lawu, Prau, Sindoro dan Merapi, yang selalu menunggu untuk ditaklukkan. Yang
hanya ingin melihat puncak gunung – gunung tersebut, bisa datang ke Ketep Pass. Disini ada Pelataran Panca Arga,
Teropong, Museum Vulkanologi, Gardu Pandang, serta Bioskop Mini. Sarana yang tersedia bisa digunakan untuk
mengagumi keindahan alam sekitar. Yang hobi berenang, memancing,
snorkeling dan menyelam,atau olahraga air lainnya dapat berkunjung ke Taman Nasional Karimunjawa.
Masih bingung mau menentukan tujuan wisata di
Jawa Tengah? Berikut saya sajikan berbagai destinasi wisata di Jawa Tengah
berdasarkan lokasinya. Kita bisa lebih mudah membuat jadwal kunjungan wisata
untuk setiap kota yang akan disinggahi.
Banyumas
|
Wana Wisata Baturaden, Taman Kaloka Widya, Teater Alam, Masjid Nur
Sulaiman, Masjid Saka Tunggal,
|
Solo
|
Kampung Batik Laweyan, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Pasar Malam Ngarsopuro,
|
Semarang
|
Lawang Sewu, Komplek Tugu Muda, Kota Lama, Gereja Blenduk, Polder Air Tawang, Stasiun Tawang, Prau Layar atau Praoe
Lajar, Jalan Pahlawan, Masjid Agung Jawa
Tengah, Museum Ronggowarsito, Air Terjun Kali Pancur, Kelenteng Sam Poo
Kong, Masjid Besar Kauman, Pagoda Avalokitesvara, Museum Mandala Bakti, Museum Jamu Jago dan
Muri, Museum Diponegoro, Museum Gula, Taman Kelinci Tuntang, Langen Tirto Muncul, Puri Maerokoco / Taman Mini Jawa Tengah
|
Ambarawa
|
Museum Kereta Api Kota Ambarawa
|
Sragen
|
Museum Purbakala Sangiran
|
Wonosobo
|
Dataran Tinggi Dieng, Telaga Warna Dieng, Bukit Sikunier Dieng, dan Sumur Jalatunda
|
Grobogan
|
Kedung Ombo
|
Jepara
|
Museum R.A. Kartini, Taman Nasional Karimunjawa
|
Kebumen
|
Goa Jatijajar, Pantai
Petanahan, Pemandian Air Panas
Krakal, Pantai Suwuk
|
Magelang
|
Ketep Pass, Rafting
Sungai Progo Atas, arung
jeram Sungai Progo Hulu, dan arung jeram Sungai Progo Bawah
|
Kudus
|
Air Terjun Montel, makan Sunan Muria, Masjid Menara Kudus, Museum Kretek
|
Cilacap
|
Teluk Penyu
|
Gombong
|
Benteng Vander Wijck
|
Purwokerto
|
Gunung Slamet, Gua Maria
Kaliori, Monumen Panglima
Besar Jenderal Sudirman
|
Banyumas
|
Batur Agung, Pemandian
Tirta Husada Kali Bacin, Telaga Pucung, Curug
Cipendok
|
Karanganyar
|
Tawangmangu / Grojogan
Sewu, Air Terjun Jumog, Astana Giri Bangun
|
Kauman
|
Kampung Batik Kauman
|
Demak
|
Masjid Agung Demak
|
Purworejo
|
Museum Tosan Aji
|
Saat malam hari, denyut nadi kehidupan Jawa Tengah tidak lantas terhenti. Ada
banyak destinasi wisata yang tetap bisa dinikmati saat malam hari. Misalnya, Jalan Pahlawan Kota
Semarang serta Pasar Malam Ngarsopuro
Kota Solo. Disini, jalan tampak ramai dengan pengunjung
yang sekedar ingin menimati suasana malam hari ditemani panganan dan jajanan
khasnya, terutama Sabtu dan Minggu malam, tempat nongkrong yang asyik buat
kawula muda.
Saat berada di ibukota Jawa Tengah, menu masakan khas yang paling sempat
saya nikmati ya gudeg dan lumpia Semarang. Kurang nafsu makan, jadinya nggak
sempat wisata kuliner. Padahal, ada banyak sekali makanan khas Jawa Tengah yang
bisa dirasakan. Semoga, kali lain bisa memuaskan lapar dan dahaga dengan menu
khas Jawa Tengah lainnya. Sebagai referensi, berikut saya cantumkan makanan
khas Jawa Tengah berdasarkan wilayahnya. Siapa tahu, suatu saat ada pembaca
yang berkunjung ke salah satu kota berikut.
Banjarnegara
|
Dawet ayu, dan Buntil
|
Blora
|
Sega Pecel, Sate Ayam
Blora, Sate Jagal, Sate Kambing, Soto Ayam Blora, Tahu Campur, Lonthong Tahu,
Oseng oseng Ungker, Oseng Tahu dan Tempe, Egg Roll Waloh, dan Grontol Jagung
|
Boyolali
|
Marning (Jagung
Goreng), Paru Goreng, Brem cap suling gading, dan Krupuk Rambak
|
Brebes
|
Telor Asin, Sate
Kambing Tanjung dan bawang merah
|
Cilacap
|
Ikan Bandeng, Kerupuk
Tengiri, Sale pisang, dan Ikan asin
|
Demak
|
Nasi Garang Asem,
Sambel Blimbing Wuluh, dan Kwaci Demak
|
Jepara
|
Rondho Royal (Tape
goreng), Pindang Serani, Soto Jepara, Soto Bumbu, Sop Udang, Sup Pangsit
Jepara, Bongko Mento, Singit, Semur Jepara, Sayur Asem Jepara, Kelan Antep,
Gule Petih Jepara, Laksa Jepara, Sayur Keluak Ayam, Kagape kambing, Bakso
Ikan Ekor Kuning, Siomay Tongkol, Tongseng Cumi, Rempah Jepara, Horok-Horok,
Hoyok-Hoyok, Sate Kikil,Kuluban, Pecel Ikan Laut Panggang, Tempong, Kopi
Dapur Kuat, Kopi Tempur, Adon-Adon Coro, Es Gempol* Es Dawet, Dawet Ayu
Rumput Laut, Turuk Bintol, Tawur (makanan), Kicak, Lapis Pati Bodin Jepara,
Kacang Jepara, Kacang Oven, Carang Madu, Durian Petruk , dan Jeruk Jepara
|
Kebumen
|
Nasi Penggel, Sate
Ambal, lanting, Jipang Kacang, Soto Kasaran, dan Soto Petanahan
|
Kendal
|
Bandeng Tanpa Duri
(Tandu), Krupuk Petis, Krupuk Rambak,Momoh,Brongkos
|
Klaten
|
Ayam Goreng kalasan,
Bebek Goreng, dan emping mlinjo
|
Kudus
|
Soto Ayam Kudus, Sate
Kerbau, Lentog, Dodol, dan Jenang Kudus
|
Pati
|
Soto Kemiri, Nasi
Gandul, dan Sate ayam
|
Pekalongan
|
Nasi Gandul, Soto
Tauco (tauto), dan Nasi Megono
|
Pemalang
|
Nasi Grombyang,
Lontong Dekem, dan Sate Loso
|
Purbalingga
|
Rujak Kangkung, Tahu
Gecot, Soto Kriyik, dan Es Duren
|
Purwodadi
|
swikee, Nasi Becek,
Botok Yuyu, dan Nasi Jagung
|
Purwokerto
|
Tempe Mendoan, gethuk
goreng, soto sokaraja dan nopia
|
Purworejo
|
Kue lompong, Clorot,
Gebleg, Kue Satu, dan Dawet Hitam
|
Rembang
|
Bandeng Duri Lunak
(di Juwana), Sirup Kawis-ta
|
Salatiga
|
Bakso Urat Salatiga,
Bakso Babat, Kripik Paru, dan Ting-ting Gepuk
|
Semarang
|
Lunpia/lumpia, Soto
Ayam Semarang , Sate Sapi, Bandeng Presto, Nasi Goreng Babat, Ayam Goreng
Kraton Tulang Lunak, Kue-kue Pia, Sate Kambing Bumbu Kecap, Martabak Malabar,
Kue Bandung, Tahu Petis, Tahu Gimbal, dan Wingko babat
|
Solo
|
Gudeg, Sate Kambing,
Thengkleng, srabi solo, Nasi Liwet, Timlo Solo, Racikan Salat, Krupuk Karak
ataugendar, Bakso Popular, Tahu Acar, dan Sayur Tumpang
|
Sragen
|
Nasi Garang Asem,
Sate Sragen, dan Brambang Asem
|
Sukoharjo
|
Welut Goreng
|
Tegal
|
Teh Poci, Sate Tegal,
Sate Bebek Majir, Pilus, Krupuk Antor, Nasi Bogana atau Nasi Megono, dan
Sauto yaitu soto ayam/babat Khas Tegal dengan bumbu tauco
|
Ungaran
|
Tahu Bakso, Sate
Kempleng, dan Krupuk Bakar
|
Wonogiri
|
Gaplek, Tiwul, dan
Cabuk
|
Wonosobo
|
Mie Ongklok, Sagon,
Gethuk, Opak Singkong, Kacang Dieng, Tempe Kemul, Geblek, Wedang Ronde, Manisan Carica, Keripik Jamur, dan
Dendeng Gepuk
|
Betul kan! Ada puluhan kuliner khas Jawa Tengah. Jika berkunjung ke
provinsi ini, kita tak perlu takut kelaparan. Ada beragam pilihan menu khas
daerah yang bisa dinikmati, hanya di Jawa Tengah.
Tak lengkap rasanya kunjungan ke Jawa Tengah tanpa mengenal adat budaya
daerahnya. Saya sendiri senang menikmati pertunjukan tari Jawa, gerakan lemah
gemulai tapi berenergi. Tak heran jika wisatawan mancanegara banyak yang jatuh
hati dengan budaya Jawa. Masyarakat Jawa Tengah mempunyai beberapa tari daerah
yang terkenal seperti Tari Bedhaya Ketawang, Tari Gambyong, Tari Bondan Payung, Tari Serimpi, Tari Beksan Wireng, Tari Ebeg atau Kuda
Lumping, Kethek Ogleng, Sintren, Tari Jlantur, Tari Prawiroguno, Tari Bambangan Cakil, Tari Enggat Enggot, Tari Kendalen dan Tari Angsa. Seiring perkembangan zaman, tari – tarian
berkembang pesat di Jawa Tengah. Jawa Tengah juga memiliki tempat pertunjukan
tari yang sangat terkenal dan selalu menjadi pusat perhatian wisatawan, yakni
Sendratari Ramayana yang berlokasi di area candi prambanan.
Selain seni tari, kita juga perlu mengetahui beberapa adat istiadat warga
Jawa Tengah, agar semakin melengkapi pengetahuan dan menambah kecintaan akan
keindahan budaya Jawa Tengah. Rumah adat Jawa Tengah
dinamakan Padepokan. Pakaian adat untuk pria Jawa Tengah adalah penutup kepala
yang disebut kuluk, berbaju jas sikepan, korset dan keris yang terselip di pinggang.
Ia juga memakai kain batik dengan pola dan corak yang sama dengan wanitanya. Sedangkan wanitanya memakai kebaya panjang dengan kain batik. Perhiasannya
berupa subang, kalung, gelang, dan cincin. Sanggulnya disebut bokor mengkureb
yang diisi dengan daun pandan wangi. Keris adalah senjata tradisional di daerah Jawa Tengah yang mendapat tempat
penting dalam kehidupan masyarakatnya. Keris dapat menunjukkan kedudukan
seorang dalam masyarakat. Senjata lainnya adalah pedang, tombak, dan perisai. : Suku dan marga yang terdapat didaerah Jawa Tengah adalah Jawa, Samin,
Karimun, Kangean, dan lain-lain. Lagu asli daerahnya ialah Suwe ora Jamu, Gek
Kepriye, Lir-ilir, Gundul Pacul, Gambang Suling, dan lain lain. Setiap lagu berisi kisah dan nasihat yang memiliki
pelajaran dan makna yang dalam.
Terakhir, sepertinya kita juga perlu mengetahui siapa yang dipercaya warga
masyarakat untuk memegang kepemimpinan Jawa Tengah sekarang. Agar tak salah
dengan pimpinan daerah lain. Untuk masa jabatan 2013 hingga 2018, Gubernur Jawa
Tengah dipegang oleh Bapak Ganjar Pranowo. Di pundak beliau, seluruh harapan
masyarakat dipercayakan. Kita doakan bersama, agar beliau beserta seluruh
jajaran pegawai dan staf pemerintahannya diberikan sifat amanah, kuat,
berintegritas tinggi, dan tetap sehat menyelesaikan tugas – tugasnya.
Nah, sudah panjang lebar artikel ini mengajak kita semakin mengenal Jawa Tengah.
Provinsi yang mudah dijangkau dari berbagai arah dengan semua moda
transportasi. Apalah artinya sering pergi rekreasi ke luar negeri, padahal di
dekat kita ada begitu banyak pesona wisata yang mungkin belum semua kita
sentuh. Seperti judul artikel ini: Jawa Tengah, Tepang, Gayeng tur Seneng. Dengan
lebih mengenal Jawa Tengah (tepang), kita dapat menikmati semua sajian
yang tersedia dengan senang hati (gayeng), baik itu lokasi wisata,
kuliner hingga adat budaya masyarakatnya. Berkunjung ke Jawa Tengah akan
memberikan kebahagiaan tersendiri buat kita (seneng). Kapan anda ke Jawa
Tengah?
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Visit Jawa
Tengah 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi
Jawa Tengah @VisitJawaTengah (www.twitter.com/visitjawatengah)
Langganan:
Postingan (Atom)